Saat dia memiringkan kepala dan pipinya, sinar matahari merembes melalui tirai kain kasa, melapisi ujung hidungnya dengan glasir rapuh seperti porselen.
Lehernya diikat dengan pita busur, bergelombang dengan nafas seperti kupu-kupu swallowtail yang berhenti, dan lipatan puisi cinta yang belum selesai tersembunyi di antara lipatan pakaian.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
3
Bagikan
Komentar
0/400
LaCrosse
· 03-10 15:23
Dinamis kehadiran harian, tidak kurang dari lima puluh kata tidak kurang dari lima puluh kata tidak kurang dari lima puluh kata tidak kurang dari lima puluh kata tidak kurang dari lima puluh kata tidak kurang dari lima puluh kata tidak kurang dari lima puluh kata tidak kurang dari lima puluh kata tidak kurang dari lima puluh kata tidak kurang dari lima puluh kata
Lihat AsliBalas0
GateUser-ef486ee6
· 03-10 13:43
Saat dia menyandarkan kepala dengan dagu di telapak tangan, sinar matahari menyelinap melalui tirai tipis, memberikan kilauan halus seperti porselen di ujung hidungnya. Lehernya diikat dengan pita kupu-kupu, bergetar seiring napasnya seperti kupu-kupu ekor lembing yang sedang berhenti, di lipatan bajunya tersembunyi sudut-sudut puisi cinta yang belum selesai ditulis.
Saat dia memiringkan kepala dan pipinya, sinar matahari merembes melalui tirai kain kasa, melapisi ujung hidungnya dengan glasir rapuh seperti porselen.
Lehernya diikat dengan pita busur, bergelombang dengan nafas seperti kupu-kupu swallowtail yang berhenti, dan lipatan puisi cinta yang belum selesai tersembunyi di antara lipatan pakaian.
Lehernya diikat dengan pita kupu-kupu, bergetar seiring napasnya seperti kupu-kupu ekor lembing yang sedang berhenti, di lipatan bajunya tersembunyi sudut-sudut puisi cinta yang belum selesai ditulis.