Kasus Pencucian Uang Terbesar di Singapura: Jaringan Uang Hitam Senilai 12,8 Triliun Yuan Muncul ke Permukaan
Pada pertengahan Agustus, polisi Singapura berhasil membongkar kasus pencucian uang besar-besaran yang mengejutkan seluruh negeri. Setelah serangkaian penyelidikan dan tindakan, jumlah uang yang terlibat melonjak dari awalnya 5,4 miliar RMB menjadi 12,8 miliar, menjadikannya sebagai kasus pencucian uang terbesar dalam sejarah Singapura.
Polisi mengerahkan lebih dari 400 personel untuk melakukan penggeledahan di banyak lokasi di seluruh negeri. Dalam aksi tersebut, 10 tersangka utama ditangkap, sementara 8 orang lainnya masih buron dan dicari. Polisi menyita 110 properti, 62 mobil mewah, sejumlah besar uang tunai dan barang-barang mewah. Hanya batangan emas saja mencapai 68 batang, dengan jumlah aset virtual mencapai 1,9 miliar.
Sepuluh tersangka ini semuanya berasal dari Fujian, China, dan dikenal sebagai "Fujian Gang". Mereka telah tinggal di Singapura sejak 2017, tinggal di daerah mewah dan menjalani hidup yang mewah. Mereka mencuci uang haram dalam jumlah besar melalui berbagai cara, termasuk mendirikan perusahaan shell, membeli properti, dan pencucian uang kasino.
Investigasi menunjukkan bahwa uang haram ini sebagian besar berasal dari perjudian online dan aktivitas penipuan. Yang paling mencolok adalah Wang Shuiming dan Su Haijin. Wang Shuiming dijuluki "Daming Zong", mengelola beberapa grup perjudian online di Filipina dengan skala yang mengesankan. Su Haijin aktif di bidang penipuan online di Filipina, sementara di Singapura ia antusias dalam kegiatan sosial dan sumbangan amal untuk meningkatkan popularitas.
Kasus ini mengungkapkan celah yang ada di Singapura dalam hal pencucian uang dan pemeriksaan imigrasi. Beberapa bank telah mulai memperketat pemeriksaan pembukaan rekening dan transaksi, terutama terhadap pemegang paspor dari negara tertentu. Permohonan visa juga menjadi lebih ketat.
Untuk industri cryptocurrency, kemungkinan akibat penggunaan USDT untuk pencucian uang oleh para pelaku dapat menyebabkan Singapura memperketat kebijakan terkait. Pemerintah menyatakan akan memperkuat pengawasan untuk mencegah Singapura menjadi surga pencucian uang.
Kasus ini masih dalam penyelidikan, aset yang terlibat akan diproses sesuai hukum. Untuk terdakwa yang telah dihukum, mereka akan menjalani hukuman di Singapura, dan kemudian mungkin akan dideportasi ke negara asal atau negara yang memiliki perjanjian ekstradisi. Kasus ini pasti akan berdampak pada status pusat keuangan Singapura dan reputasi internasionalnya, serta memicu perhatian publik yang luas terhadap kejahatan ekonomi.
Lihat Asli
This page may contain third-party content, which is provided for information purposes only (not representations/warranties) and should not be considered as an endorsement of its views by Gate, nor as financial or professional advice. See Disclaimer for details.
13 Suka
Hadiah
13
5
Bagikan
Komentar
0/400
SocialAnxietyStaker
· 07-12 12:47
Terlalu lucu, kode kekayaan ini kan sudah terungkap?
Lihat AsliBalas0
RamenDeFiSurvivor
· 07-12 09:51
Para pro ini Rug Pull ke Singapura
Lihat AsliBalas0
GasBankrupter
· 07-12 09:47
128 miliar ini tidak cukup untuk biaya transaksi, kan?
Lihat AsliBalas0
ChainSauceMaster
· 07-12 09:32
Kasus ini cukup tersembunyi.
Lihat AsliBalas0
RunWhenCut
· 07-12 09:29
Dianggap Bodoh benar-benar harus melihat Singapura ya
Kasus pencucian uang terbesar dalam sejarah Singapura: Jaringan uang hitam senilai 12,8 triliun terungkap, melibatkan pencucian uang USDT.
Kasus Pencucian Uang Terbesar di Singapura: Jaringan Uang Hitam Senilai 12,8 Triliun Yuan Muncul ke Permukaan
Pada pertengahan Agustus, polisi Singapura berhasil membongkar kasus pencucian uang besar-besaran yang mengejutkan seluruh negeri. Setelah serangkaian penyelidikan dan tindakan, jumlah uang yang terlibat melonjak dari awalnya 5,4 miliar RMB menjadi 12,8 miliar, menjadikannya sebagai kasus pencucian uang terbesar dalam sejarah Singapura.
Polisi mengerahkan lebih dari 400 personel untuk melakukan penggeledahan di banyak lokasi di seluruh negeri. Dalam aksi tersebut, 10 tersangka utama ditangkap, sementara 8 orang lainnya masih buron dan dicari. Polisi menyita 110 properti, 62 mobil mewah, sejumlah besar uang tunai dan barang-barang mewah. Hanya batangan emas saja mencapai 68 batang, dengan jumlah aset virtual mencapai 1,9 miliar.
Sepuluh tersangka ini semuanya berasal dari Fujian, China, dan dikenal sebagai "Fujian Gang". Mereka telah tinggal di Singapura sejak 2017, tinggal di daerah mewah dan menjalani hidup yang mewah. Mereka mencuci uang haram dalam jumlah besar melalui berbagai cara, termasuk mendirikan perusahaan shell, membeli properti, dan pencucian uang kasino.
Investigasi menunjukkan bahwa uang haram ini sebagian besar berasal dari perjudian online dan aktivitas penipuan. Yang paling mencolok adalah Wang Shuiming dan Su Haijin. Wang Shuiming dijuluki "Daming Zong", mengelola beberapa grup perjudian online di Filipina dengan skala yang mengesankan. Su Haijin aktif di bidang penipuan online di Filipina, sementara di Singapura ia antusias dalam kegiatan sosial dan sumbangan amal untuk meningkatkan popularitas.
Kasus ini mengungkapkan celah yang ada di Singapura dalam hal pencucian uang dan pemeriksaan imigrasi. Beberapa bank telah mulai memperketat pemeriksaan pembukaan rekening dan transaksi, terutama terhadap pemegang paspor dari negara tertentu. Permohonan visa juga menjadi lebih ketat.
Untuk industri cryptocurrency, kemungkinan akibat penggunaan USDT untuk pencucian uang oleh para pelaku dapat menyebabkan Singapura memperketat kebijakan terkait. Pemerintah menyatakan akan memperkuat pengawasan untuk mencegah Singapura menjadi surga pencucian uang.
Kasus ini masih dalam penyelidikan, aset yang terlibat akan diproses sesuai hukum. Untuk terdakwa yang telah dihukum, mereka akan menjalani hukuman di Singapura, dan kemudian mungkin akan dideportasi ke negara asal atau negara yang memiliki perjanjian ekstradisi. Kasus ini pasti akan berdampak pada status pusat keuangan Singapura dan reputasi internasionalnya, serta memicu perhatian publik yang luas terhadap kejahatan ekonomi.