Baru-baru ini, harga token internet memes bernama Peanut the Squirrel (PNUT) dalam ekosistem Solana mengalami lonjakan signifikan, dengan kenaikan lebih dari 10% dalam 24 jam. Kenaikan ini tampaknya berkaitan erat dengan sebuah posting media sosial dari CEO Tesla Elon Musk, meskipun Musk tidak secara langsung menyebutkan token tersebut.
Elon Musk memposting komentar yang cukup kontroversial di platform sosial X, mengkritik masalah pengungkapan daftar orang-orang yang terlibat dalam kasus Jeffrey Epstein. Dia menggunakan metafora unik, menyatakan bahwa 'squirrel dan raccoon yang ditangkap lebih banyak daripada siapa pun yang terlibat dengan Jeffrey Epstein'. Kemudian, dia juga menyebutkan seekor squirrel bernama 'Peanut' yang 'ditangkap (dan dibunuh)'.
Meskipun pos Musk tidak secara eksplisit mengacu pada token PNUT, waktu publikasi informasi tersebut sangat cocok dengan lonjakan mendadak dalam harga dan volume perdagangan PNUT. Pos tersebut mendapatkan lebih dari 4,5 juta tampilan dalam waktu singkat, memicu minat yang kuat di kalangan trader. Banyak orang mengaitkan 'kacang' yang disebutkan Musk dengan token PNUT, yang menyebabkan gelombang spekulasi.
Setelah Elon Musk memposting, harga PNUT dengan cepat naik dari sekitar 0,2279 dolar AS menjadi 0,2357 dolar AS. Sementara itu, volume perdagangan dalam 24 jam melonjak lebih dari 80%, melampaui 214 juta dolar AS. Saat ini, nilai pasar PNUT telah melebihi 235 juta dolar AS, dengan total pasokan mendekati 1 miliar token.
Peristiwa ini sekali lagi membuktikan bahwa media sosial, terutama pernyataan dari tokoh terkenal, memiliki pengaruh besar terhadap pasar cryptocurrency. Bahkan komentar yang tampaknya tidak terkait pun dapat diinterpretasikan secara berlebihan oleh para pelaku pasar, memicu fluktuasi harga yang tajam. Bagi investor, ini jelas merupakan faktor risiko yang perlu diperhatikan dengan hati-hati.
Pada saat yang sama, fenomena ini juga mencerminkan sensitivitas tinggi pasar cryptocurrency terhadap informasi berita dan media sosial. Investor perlu menganalisis informasi dengan lebih rasional saat membuat keputusan, untuk menghindari mengikuti arus secara membabi buta, guna mencegah risiko manipulasi pasar yang mungkin terjadi.
Meskipun token PNUT telah mendapatkan peningkatan perhatian jangka pendek kali ini, perkembangan jangka panjangnya tetap perlu bergantung pada nilai dan skenario aplikasi proyek itu sendiri. Investor yang berpartisipasi dalam perdagangan token baru ini harus memahami latar belakang proyek dengan baik, menilai potensi risiko, dan tidak hanya membuat keputusan investasi berdasarkan popularitas di media sosial.
This page may contain third-party content, which is provided for information purposes only (not representations/warranties) and should not be considered as an endorsement of its views by Gate, nor as financial or professional advice. See Disclaimer for details.
12 Suka
Hadiah
12
6
Bagikan
Komentar
0/400
TokenVelocity
· 07-12 02:02
dunia kripto韭韭又开play people for suckers了
Lihat AsliBalas0
AirdropHunter007
· 07-12 01:02
炒起来了 Semua了
Lihat AsliBalas0
LayoffMiner
· 07-09 02:47
Elon Musk setiap hari harus mengeluarkan satu hal gila.
Lihat AsliBalas0
TokenCreatorOP
· 07-09 02:47
Pure play people for suckers hype, tidak melihat sama sekali.
Lihat AsliBalas0
MevShadowranger
· 07-09 02:31
Perdagangan Mata Uang Kripto suckers get on board yang terbaik!
Lihat AsliBalas0
FlashLoanLarry
· 07-09 02:29
lmao bayangkan menginvestasikan modal ke dalam meme hanya karena elon men-tweet tentang tupai... ngmi
Baru-baru ini, harga token internet memes bernama Peanut the Squirrel (PNUT) dalam ekosistem Solana mengalami lonjakan signifikan, dengan kenaikan lebih dari 10% dalam 24 jam. Kenaikan ini tampaknya berkaitan erat dengan sebuah posting media sosial dari CEO Tesla Elon Musk, meskipun Musk tidak secara langsung menyebutkan token tersebut.
Elon Musk memposting komentar yang cukup kontroversial di platform sosial X, mengkritik masalah pengungkapan daftar orang-orang yang terlibat dalam kasus Jeffrey Epstein. Dia menggunakan metafora unik, menyatakan bahwa 'squirrel dan raccoon yang ditangkap lebih banyak daripada siapa pun yang terlibat dengan Jeffrey Epstein'. Kemudian, dia juga menyebutkan seekor squirrel bernama 'Peanut' yang 'ditangkap (dan dibunuh)'.
Meskipun pos Musk tidak secara eksplisit mengacu pada token PNUT, waktu publikasi informasi tersebut sangat cocok dengan lonjakan mendadak dalam harga dan volume perdagangan PNUT. Pos tersebut mendapatkan lebih dari 4,5 juta tampilan dalam waktu singkat, memicu minat yang kuat di kalangan trader. Banyak orang mengaitkan 'kacang' yang disebutkan Musk dengan token PNUT, yang menyebabkan gelombang spekulasi.
Setelah Elon Musk memposting, harga PNUT dengan cepat naik dari sekitar 0,2279 dolar AS menjadi 0,2357 dolar AS. Sementara itu, volume perdagangan dalam 24 jam melonjak lebih dari 80%, melampaui 214 juta dolar AS. Saat ini, nilai pasar PNUT telah melebihi 235 juta dolar AS, dengan total pasokan mendekati 1 miliar token.
Peristiwa ini sekali lagi membuktikan bahwa media sosial, terutama pernyataan dari tokoh terkenal, memiliki pengaruh besar terhadap pasar cryptocurrency. Bahkan komentar yang tampaknya tidak terkait pun dapat diinterpretasikan secara berlebihan oleh para pelaku pasar, memicu fluktuasi harga yang tajam. Bagi investor, ini jelas merupakan faktor risiko yang perlu diperhatikan dengan hati-hati.
Pada saat yang sama, fenomena ini juga mencerminkan sensitivitas tinggi pasar cryptocurrency terhadap informasi berita dan media sosial. Investor perlu menganalisis informasi dengan lebih rasional saat membuat keputusan, untuk menghindari mengikuti arus secara membabi buta, guna mencegah risiko manipulasi pasar yang mungkin terjadi.
Meskipun token PNUT telah mendapatkan peningkatan perhatian jangka pendek kali ini, perkembangan jangka panjangnya tetap perlu bergantung pada nilai dan skenario aplikasi proyek itu sendiri. Investor yang berpartisipasi dalam perdagangan token baru ini harus memahami latar belakang proyek dengan baik, menilai potensi risiko, dan tidak hanya membuat keputusan investasi berdasarkan popularitas di media sosial.